test

Minggu, 27 Oktober 2013

manajemen sebagai sumber informasi

A.     Berbagai Pandangan Terhadap IRM
Mehdi Khosrowpour mengemukakan kepada penulis buku ini, melalui surat pribadi, bahwa definisi IRM adalah, “Konsep manajemen sumber informasi mengenal informasi sebagai sumber oraganisasional utama yang harus dikelola dengan tingkat kepentingan yang sama seperti sumber organisasional dominant yang lain, seperti orang, bajan, keuangan, peralatan, dan manajemen. Lebih jauh lagi, IRM ini menghendaki adanya manajemen komprehensif terhadap semua komponen teknologi pemrosesan informasi maupun terhadap elemen manusia, agar keduanya dapat mengumpulkan, memproses, menyebarkan, dan mengelola informasi, yang merupakan aset organisasional yang utama. “Ia mengidentifikasi sumber informasi yang meliputi: informasi, hardware pemrosesan, software pemrosesan, telekomunikasi, otomatisasi kantor, struktur sistem informasi, para professional system, end-user, dan struktur manajemen. Pandangan mengenai IRM dalam buku ini adalah sesuai dengan definisi dan dafar sumber yang dikemukakan oleh Khosrowpour ini.

B.     Informasi Sebagai Sumber Strategis
Kita telah mengetahui bahwa perusahaan berada dalam lingkungan yang terdiri atas elemen-elemen, seperti pelanggan, pemasok, pemerintah, dan pesaing. Pandangan ini dilukiskan pada gambar 19.1. Perusahaan berusaha untuk menetapkan arus sumber fisik dan informasi secara dua arah dengan semua elemen tersebut kecuali dengan pesaing. Secara ideal, hanya arus informasi yang masuklah yang menghubungkan perusahaan dengan pesaingnya.
Tujuan utama dari perusahaan adalah untuk memelihara operasi yang menghasilkan keuntungan, sehingga ia dapat terus memberikan produk dan pelayanan (barang dan jasa) yang dibutuhkan oleh pelanggannya. Perusahaan harus menjalankan tujuannya tersebut dalam kendala yang diakibatkan oleh lingkungan.walaupun semua elemen dapat mengakibatkan terjadinya kendala, namun yang paling kelihatan adalah yang datangnya dari pesaing. Pesaing secara aktif berusaha untuk menyaingi keberhasilan perusahaan tersebut.
Dengan memahami lingkungan perusahaan ini, manajemen berusaha untuk mengerahkan semua sumber-sumbernya dengan suatu cara agar ia mencapai competitive advantage (keuangan kompetitif) yaitu mendapatkan bagian di atas pesaing dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Berulang-ulang perusahaan telah mengerti bahwa salah satu sumber yang dapat menghasilkan keuntungan kompetitif adalah informasi.

C.     Perencanaan Strategis Untuk Sumber-Sumber Informasi
Jika informasi akan digunakan sebagai sumber untuk mendapatkan keuntungan kompetitif maka penggunaannya harus direncanakan. Lebih dari itu perencanaan tersebut harus dilakukan oleh eksekutif perusahaan dan harus bersifat jangka panjang. Aktifitas perencanaan yang menidentifikasikan sumner-sumber informasi yang akan yang akan diperlukan pada masa yang akan adating dan cara penggunaannya dinamakan SPIR (Strategic Planning for Information Resources). Gagasan utama yang mendasari SPIR ini adalah adanya hubungan antara tujuan perusahaan secara keseluruhan dengan rencananya untuk sumber-sumber informasinya. Sumber-sumber informasi harus digunakan untuk mendukung pencapaian tujuan perusahaan.
Berdasarkan survey selama tahun delapan puluhan mengungkapkan bahwa SPIR adalah hal yang paling penting kaitannya dengan penggunaan computer dalam bisnis. Namun demikian manajemen belum menyadari akan pentingnya SPIR ini. Kesadaran tersebut berkembang secaara bertahap. William R.King professor pada University of Pittsburgh menetapkan tiga tahapan ini yaitu pra-perencanaan IS strategis, era SPIR awal dan era SPIR modern.

D.    Manajemen End User Computing
Bila CIO mempunyai pengaruh, sumber-sumber informasi perusahaan juga akan mengalami perubahan. Selama beberapa tahun, trend operasi pelayanan informasi terpusat telah berubah menjadi trend pendistribusian sumber-sumber komputerisasi keseluruh perusahaan, terutama dalam bentuk mikrokomputer.
Sebagian besar dari peralatan yang didistribusikan ini digunakan oleh pemakaian yang tidak mempunyai pemahaman komputer secara khusus. Aplikasi-aplikasi dari pemakai ini terdiri atas software tertulis yang telah dibuat oleh bagian unitpelayanan informasi atau diperoleh dari sumber-sumber luar. Namun demikian, ada juga pemakai yang hanya mengunakan komputer. Mereka ini juga mendisain dan mengimplementasikan aplikasinya sendiri.
Sekarang perusahaan dihadapkan pada tantangan untuk mengolah sumber-sumber informasi yang tersebar tersebut . dalam bagian in, kita akan meneliti gejal-gejalanya dan mencari beberapa cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan agar ia dapat mencapai tingkat kontrol yang diharapkan.

E.     Jenis End-User
Salah satu study pertama mengenai end-user dilakukan pada tahun 1993 oleh John Rockart dari MIT dan Lauren S. Flannery, seorang mahasiswa jurusan MIT. Mereka menginterview 200 end-user ditujuh perusahaan dan menidentifikasi enam jenis.
End-User Non-Pemrograman. Pemakai (user) ini hanya mempunyai pemahaman komputer yang sedikit atau mungkin tak punya sama sekali, dan ia hanya menggunakan sofware yang telah dibuat oleh orang lain. Ia berkomunikasi dengan hadware dengan bantuan menu dan mengandalkan orang lain untuk memberikan bantuan teknis.
User Tingkatan Perintah. Pemakai (user) ini menggunakan sofware tertulis yang telah tersedia, namun ia juga menggunakan 4GL untuk mengakses database dan membuat laporan khusus.
Progemmer End-User. Selain menggunakan sofware tertulis dan 4GL, pemakaian ini juga dapat menulis programnya sendiri dan menggunakan bahasa programan. Karena ia mempunyai pemahaman komputer yang lebih baik, ia biasanya menghasilkan informasi untuk pemakian non-programan dan pemakai tingkat perintah. Contoh pemakai jenis ini adalah aktuaris (penaksir), analis keuangan, dan insiyur.
Personel Pendukung Fungsional. Pemakai ini ditugaskan di unit fungsional perusahaan dan menangani penggunaan komputer. Ia mempunyai tingkatan sebagai ahli seperti yang ada di unit pelayanan informasi.
Personel Pendukung Komputerisasi End-User. Spesialis informasi ini ditugaskan di unit pelayanan informasi, namun membantu end-user dalam pengembangan sistem.
Programmer DP. Ia merupakan golongan programer khusus, yang ditugaskan di pelayanan informasi, yang diharapkan memberikan dukungan kepada end-user. Dukungan ini biasanya diberikan untuk menentukan harga kontrak.

F.     Strategi End User Computing
Tugas perusahaan adalah untuk menetapkan kebijaksanaan end-user computing yang memberikan fleksibilitas kepada pemakai untuk melekukan inovasi dalam penggunaan komputer, namun juga harus menetapkan kontrol untuk memastikan bahwa penggunaan tersebut mendukung tujuan perusahaan.
Suatu strategi yang telah terkenal adalah penetapan atau pembangunan pusat informasi, ini merupakan pemecahan yang dapatdiimplemestasikan dengan cepat, namun hal ini harus diikuti oleh perubahan-perubahan yang mendasar dari sifat-sifat yang telah permanen. Sutu contoh perubahan yang mendasar ini adalahbahwa pelayanan informasi melepaskan tugas sebagai pemrosesan dan ia diberi tugas khusus untuk mengontrol jaringan. Pada bagian dibawah ini, kita akan membahas dua strategi tersebut.




Referensi :

http://ichasdiaries.blogspot.com/2012/12/manajemen-sumber-informasi-irm.html

dasar perencanaan sistem informai

A.      Dasar Perencanaan Sistem Informasi Berbasis Komputer
Implementasi sistem informasi berbasis komputer merupakan aktivitas yang berskala luas yang melibatkan orang dan fasilitas yang banyak, uang dan peralatan dalam jumlah yang besar, dan waktu yang panjang.

B.      Perencanaan Sistem Informasi Berbasis Komputer juga mempunyai manfaat, yaitu:
a.       Memberikan dasar pengontrolan.
b.      Mendefinisikan lingkup proyek;
c.       Mengatur urutan tugas;
d.      Mengetahui bidang masalah yang potensial;

C.      Dasar perencanaan CBIS
Implementasi CBIS atau sub sistem utamna merupakan aktivitas yang berskala luas yang melibatkan orang dan fasilitas yang banyak,uang dan peralatan dalam jumlah besar dan waktu yang panjang.Proyek CBIS bias membutuhkan sumber  yang banyak seperti pengembangan produk baru atau pembangunan gedung baru.
·         Siklus Hidup Sistem
·         Fase Perencanaan
·         Fase Analisis dan Disain
·         Fase Implementasi
·         Fase Operasi
·         Fase Perencanaan

Menunjukan setiap langkah yang harus dilakukan dan mengidentifikasi tanggungjawab manajer dan spesialis informasi dalam hal ini adalah analis system

Fase Analisis dan Disain
Bila perencanaan telah dilakukan dan mekanisme pengontrolan telah ditetapkan lalu dilanjutkan ke fase analisis dan disain. Face ini untuk menganalisa setiap proyek yang kita buat

FaseImplementasi
Pada point ini,desain ha darnya berada pada kertas. Ia merupakan model dari system yang direncanakan.Sekarang perlu mengubah model tersebut menjadi system fisik.Implementasi adalah akui sisi dan integrasi dari sumber fisik yang menghasilkan system yang bekerja.

FaseOperasi
Segera sesudah operasi penggantianya itu jika system baru sudah terpasang maka dilakukan lah postim plementati on review (tinjauan post implementasi untuk mengevaluasi sejauh mana system tersebut memenuhi criteria penampilan.Secara ideal tinjauan ini sebaiknya dilakukan oleh pihak ketiga misalnya auditor EDP atau konsultan.

Prototyping
Prototip memberikan ide kepada pembangun dan calon pemakai mengenai system  dalam bentuk lengkapnya nanti akan berfungsi. Proses prototip disebut prototyping dan dalam hal ini paling cocok diterapkan untuk situasi dimana pemakai tidak mengetahui sepenuhnya mengenai apa yang ia inginkan.




referensi
http://arianuspaska.wordpress.com/2011/11/25/dasar-perencanaan-sistem-informasi-berbasis-komputer/

pengendalian sistem informasi

A.     Pengertian

         Pengendalian sistem informasi merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari pengelolaan sistem informasi, bahkan melaksanakan fungsi yang sangat penting karena mengamati setiap tahapan daam proses pengelolaan informasi. Ada beberapa ketrampilan untuk mengelola pengendalian sistem informasi, yaitu ;
1.      Kemampuan mengendalikan kegiatan perencanaan informasi
2.      Kemampuan mengendalikan proses transformasi informasi
3.      Kemampuan mengendalikan organisasi pelaksana sistem informasi
4.      Kemampuan kemampuan kegiatan koordinasi
Dengan kemampuan kemampuan itu, maka terjamin kelancaran pelaksanaan pengelolaan sistem informasi. Pengendalian sistem informasi adalah keseluruhan kegiatan dalam bentuk mengamati, membina, dan mengawasi pelaksanaan mekanisme

B.     Pengendalian Sistem Informasi

         Pengendalian sistem informasi merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari pengelolaan sistem informasi, bahkan melaksanakan fungsi yang sangat penting karena mengamati setiap tahapan dalam proses pengelolaan informasi. Ada beberapa keterampilan untuk mengelola pengendalian sistem informasi, yaitu :
1.      Kemampuan mengendalikan kegiatan perencanaan informasi
2.      Kemampuan mengendalikan proses transformasi informasi
3.      Kemampuan mengendalikan organisasi pelaksana sistem informasi
4.      Kemampuan-kemampuan kegiatan koordinasi
Dengan kemampuan-kemapuan itu, maka terjamin kelancaran pelaksanaan pengelolaan sistem informasi Pengendalian sistem informasi adalah keseluruhan kegiatan dalam bentuk mengamati, membina, dan mengawasi pelaksanaan mekanisme pengelolaan sistem informasi, khususnya dalam fungsi-fungsi perencanaan informasi, transformasi, organisasi, dan koordinasi

C.     Kontrol Proses Pengembangan

Untuk memastikan bahwa CBIS yg diimplementasikan dpt memenuhi kebutuhan pemakai atau berjalan sesuai rencana
1.      Fase Perencanaan
Mendefinisikan tujuan dan kendala
2.      Fase Analisis & Disain
Mengidentifikasi kebutuhan informasi
Menentukan kriteria penampilan
Menyusun disain dan standar operasi CBIS
3.      Fase Implementasi
Mendefinisikan program pengujian yang dapat diterima
Memastikan apakah memenuhi criteria penampilan
Menetapkan prosedur utk memelihara CBIS
4.      Fase Operasi & Kontrol    
Mengontrol CBIS selagi berevolusi selama fase SLC
Memastikan bahwa CBIS yang diimplementasikan dapat memenuhi kebutuhan

D.     Kontrol Disain Sistem
           Tujuan untuk memastikan bahwa disainnya bisa meminimalkan kesalahan, mendeteksi kesalahan dan mengoreksinya.
Kontrol tidak boleh diterapkan jika biayanya lebih besar dari manfaatnya. Nilai atau manfaat adalah tingkat pengurangan resiko.
1.      Permulaan Transaksi (Transaction Origination)
Perekaman satu elemen data/lebih pada dokumen sumber
a.       Permulaan Dokumentasi Sumber
Perancangan dokumentasi
Pemerolehan dokumentasi
Kepastian keamanan dokumen
b.      Kewenangan
Bagaimana entry data akan dibuat menjadi dokumen dan oleh siapa
c.       Pembuatan Input Komputer
Mengidentifikasi record input yang salah dan memastikan semua data input diproses
d.      Penanganan Kesalahan
Mengoreksi kesalahan yang telah dideteksi dan menggabungkan record yang telah dikoreksi ke record entry
e.       Penyimpanan Dokumen Sumber
Menentukan bagaimana dokumen akan disimpan dan dalam kondisi bagaimana dapat dikeluarkan
2.      Entri Transaksi
Entri Transaksi mengubah data dokumen sumber menjadi bentuk yang dapat dibaca oleh komputer.
a.       Entri Data
Kontrol dalam bentuk prosedur tertulis dan dalam bentuk peralatan inputnya sendiri. Dapat dilakukan dengan proses offline/online
b.      Verifikasi Data
-       Key Verification (Verifikasi Pemasukan)
Data dimasukkan ke sistem sebanyak 2 kali
-       Sight Verification (Verifikasi Penglihatan)
Melihat pada layar sebelum memasukkan data ke system
c.       Penanganan Kesalahan
Merotasi record yang telah dideteksi ke permulaan transaksi untuk pengoreksian
d.      Penyeimbangan Batch
Mengakumulasikan total setiap batch untuk dibandingkan dengan total yang sama yang dibuat selama permulaan transaksi
3.      Komunikasi Data
Tanggungjawab manajer jaringan dengan menggabungkan ukuran keamanan ke dalam sistem dan memonitor penampilan untuk memastikan keamanan telah dilakukan dgn baik
a.       Kontrol Pengiriman Data
b.      Kontrol Channel Komunikasi
c.       Kontrol Penerimaan Pesan
d.      Rencana Pengamanan Datacom Secara Keseluruhan
4.      Pemrosesan Komputer
Dikaitkan dengan input data ke komputer dan dibanguun dalam program dan database
a.       Penanganan Data
b.      Penanganan Kesalahan
c.       Database dan Perpustakaan Software
# Password # Direktori Pemakai
# Direktori Field # Enkripsi

E.      Kontrol Thdp Pengoperasian Sistem

Kontrol pengoperasian sistem dimaksudkan untuk mencapai efisiensi dan keamanan. Kontrol yang memberikan kontribusi terhadap tujuan ini dapat diklasifikasikan menjadi 5 area :
1.      Struktur organisasional
Staf pelayanan informasi diorganisir menurut bidang spesialisasi. Analisis, Programmer, dan Personel operasi biasanya dipisahkan dan hanya mengembangkan ketrampilan yang diperlukan untuk area pekerjaannya sendiri.
2.      Kontrol perpustakaan
Perpustakaan komputer adalah sama dengan perpustakaan buku, dimana didalamnya ada pustakawan, pengumpulan media, area tempat penyimpanan media dan prosedur untuk menggunakan media tersebut. Yang boleh mengakses perpustakaan media hanyalah pustakawannya.
3.      Pemeliharaan Peralatan
Orang yang tugasnya memperbaiki computer yang disebut Customer Engineer (CE) / Field Engineer (FE) / Teknisi Lapangan menjalankan pemeliharaan yang terjadwal / yang tak terjadwal.
4.      Kontrol lingkungan dan keamanan fasilitas
Untuk menjaga investasi dibutuhkan kondisi lingkungan yang khusus
seperti ruang computer harus bersih keamanan fasilitas yang harus
dilakukan dengan penguncian ruang peralatan dan komputer.
5.      Perencanaan disaster
a.       Rencana Keadaan darurat
Prioritas utamanya adalah keselamatan tenaga kerja perusahaan
b.      Rencana Backup
Menjelaskan bagaimana perusahaan dapat melanjutkan operasinya dari ketika terjadi bencana sampai ia kembali beroperasi secara normal.
c.       Rencana Record Penting
Rencana ini mengidentifikasi file data penting & menentukan tempat penyimpanan kopi duplikat.
d.      Rencana Recovery
Rencana ini mengidentifikan sumber-sumber peralatan pengganti, fasilitas komunikasi da pasokan-pasokan.






Referensi :


Senin, 21 Oktober 2013

Komunikasi data



A.      Pengertian
Komunikasi data adalah proses pengiriman dan penerimaan data/informasi dari dua atau lebih device (alat,seperti komputer/laptop/printer/dan alat komunikasi lain)yang terhubung dalam sebuah jaringan. Baik lokal maupun yang luas, seperti internet.

B.       Secara umum ada dua jenis komunikasi data, yaitu:
1.      Melalui Infrastruktur Terestrial 
Menggunakan media kabel dan nirkabel sebagai aksesnya. Membutuhkan biaya yang tinggi untuk membangun infrastruktur jenis ini. Beberapa layanan yang termasuk teresterialantara lain: Sambungan Data Langsung (SDL), Frame RelayVPN Multi Service dan Sambungan Komunikasi Data Paket (SKDP).
2.      Melalui Satelit 
Menggunakan satelit sebagai aksesnya. Biasanya wilayah yang dicakup akses satelit lebih luas dan mampu menjangkau lokasi yang tidak memungkinkan dibangunnya infrastruktur terestrial namun membutuhkan waktu yang lama untuk berlangsungnya proses komunikasi. Kelemahan lain dari komunikasi via satelit adalah adanya gangguan yang disebabkan oleh radiasi gelombang matahari (Sun Outage) dan yang paling parah terjadi setiap 11 tahun sekali.
Model komunikasi dibuat untuk membantu dalam memberi pengertian tentang komunikasi dan juga untuk menspesifikasi bentuk-bentuk komunikasi yang ada dalam hubungan antar manusia.
C.       Fungsi Model Menurut gordon wiseman dan larry barkera :
1.      Melukiskan proses komunikasi
2.      Menunjukkan hubungan visual
3.      Membantu dalam menemukan dan memperbaiki kemacetan komunikasi

Ada beberapa model komunikasi yang perlu diketahui dalam memenuhi komunikasi antar manusia, yaitu :
1.      Model Lasswell
Model ini menggambarkan komunikasi dalam ungkapan who says what in which channel to whom with what effect. atau dalam bahasa Indonesia adalah, siapa mengatakan apa dengan medium apa kepada siapa dengan pengaruh apa?
Model ini sering digunakan pada komunikasi massa. Who menjadi pihak yang mengeluarkan dan menyeleksi berita, says what adalah bahan untuk menganalisa pesan itu. In which channel adalah media. To whom adalah khalayak. Dan with what effect adalah pengaruh yang diciptakan pesan dari media massa kepada pembaca, pendengar, dan pemirsa.


2.      Model S – R (Stimulus – Respon)
Model ini merupakan model yang paling dasar dalam ilmu komunikasi. Model ini menunjukan komunikasi sebagai sebuah proses aksi reaksi. Model ini beranggapan bahwa kata-kata verbal, tanda-tanda nonverbal, gambar-gambar, dan tindakan akan merangsang orang lain untuk memberikan respon dengan cara tertentu. Kita dapat juga mengatakan bahwa proses ini merupakan perpindahan informasi ataupun gagasan. Proses ini dapat berupa timbal balik dan mempunyai efek yang banyak. Setiap efek dapat merubah perilaku dari komunikasi berikutnya.
Model ini mengabaikan komunikasi sebagai sebuah proses. Dengan kata lain, komunikasi dianggap sebagai hal yang statis.

3.      Model Aristoteles
Model ini merupakan model yang paling klasik dalam ilmu komunikasi. Bisa juga disebut sebagai model retorikal. Model ini membuat rumusan tentang model komunikasi verbal yang petama. Komunikasi terjadi saat pembicara menyampaikan pesannya kepada khalayak dengan tujuan mengubah perilaku mereka. Model ini mempunyai 3 bagian dasar dari komunikasi. pembicara (speaker), pesan (message), dan pendengar (listener). Model ini lebih berorientasi pada pidato. Terutama pidato untuk mempengaruhi orang lain.

Menurut Aristoteles, pengaruh dapat dicapai oleh seseorang yang dipecaya oleh publik, alasan, dan juga dengan memainkan emosi publik.
Tapi model ini juga memiliki banyak kelemahan. Kelamahan yang pertama adalah, komunikasi dianggap sebagai fenomena yang statis. Kelemahan yang kedua adalah, model ini tidak memperhitungkan komunikasi non verbal dalam mempengaruhi orang lain.
Meskipun model ini mempunyai banyak kelemahan, tapi model ini nantinya akan menjadi inspirasi bagi para ilmuwan komunikasi untuk mengembangkan model komunikasi modern.


4.      Model Berlo
Model ini juga dikenal sbg model SMCR. Sumber (Source), pesan (Message), saluran (Channel), dan penerima (Receiver). Sumber adalah pembuat pesan. Pesan adalah gagasan yang diterjemahkan atau kode yang berupa simbol-simbol. Saluran adalah media yang membawa pesan. Dan penerima adalah target dari komunikasi itu sendiri.
Menurut model ini, sumber dan penerima dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut : kemampuan berkomunikasi, perilaku, pengetahuan, sistem sosial, dan budaya. Pesan merupakan perluasan yang berdasarkan elemen, struktur, isi, pemeliharaan, dan kode. Dan saluran adalah panca indera manusia
Hal yang positif dari model ini adalah, model ini dapat mencakup perlakuan dari komunikasi massa, publik, interpersonal, dan komunikasi tertulis. Model ini juga bersifat heuristic. Tapi, model ini juga memiliki kelemahan. Model ini menganggap komunikasi sebagai fenomena yang statis. Tidak ada umpan balik. Dan komunikasi nonverbal dianggap sebagai hal yang tidak penting.
5.      Model Schramm
Komunikasi dianggap sebagai interaksi dengan kedua pihak yang menyandi (encode) – menafsirkan (interpret) – menyandi ulang (decode) – mentransmisikan (transmit) – dan menerima sinyal (signal). Schramm berpikir bahwa komunikasi selalu membutuhkan setidaknya tiga unsur : sumber (source), pesan (message), dan tujuan (destination. Sumber dapat menyandi pesan, dan tujuan dapat menyandi balik pesan, tergantung dari pengalaman mereka masing-masing. Jika kedua lingkaran itu mempunyai daerah yang sama, maka komunikasi menjadi mudah. Makin besar daerahnya akan berpengaruh pada daerah pengalaman (field of experience)yang dimiliki oleh keduanya. Menurut Schramm, setiap orang di dalam proses komunikasi sangat jelas menjadi encoder dan decoder. Kita secara konstant menyandi ulang tanda dari lingkungan kita, menafsirkan tanda itu, dan menyandi sesuatu sebagai hasilnya. Proses kembali di dalam model ini disebut feedback, yang memainkan peran penting dalam komunikasi. Karena hal ini membuat kita thau bagaimana pesan kita ditafsirkan.
 
D.      Perangkat – perangkat jaringan komunikasi pada komputer
1.      Konsentrator
Perangkat ini merupakan tulang punggung utama suatu jaringan komputer yang banyak digunakan saat ini, khususnya bila topologi yang digunakan adalah star. Sesuai namanya, konsentrator digunakan untuk memusatkan akses seluruh node baik berupa client (PC, laptop, PDA UMPC, dsb),gateway-router maupun server yang terhubung ke jaringan  
2.      Hub
Secara sederhana, Hub merupakan konsentrator yang bersifat statis dan membagi akses jaringan secara merata kepada seluruh node yang terhubung, tanpa mempedulikan apakah node tersebut aktif atau tidak
3.      Switch
Secara fisik, nyaris tidak ada perbedaan bentuk yang signifikan antara Hub dengan Switch. Namun Switch memiliki keunggulan yang menyebabkan para administrator jaringan memilih untuk meninggalkan Hub, meskipun harga Switch saat ini masih sedikit lebih mahal. Switch mampu membagi akses jaringan hanya kepada node yang aktif, sehingga bila node yang aktif sedikit, akses jaringan lebih cepat
4.      WAP (Wireless Access Point)
WAP merupakan perangkat yang mengijinkan perangkat nirkabel (wireless) untuk terhubung ke jaringan komputer menggunakan standar WiFi maupun standar lain yang sesuai. WAP biasanya menyebarkan akses dari koneksi jaringan kabel. Perangkat yang ingin terhubung pada jaringan yang disebarkan oleh WAP harus memiliki WiFi-adaptor. Cakupan wilayah penyebaran akses WAP biasa dikenal dengan istilah hot – spot
5.      Transmitter / Receiver
Seperti telah dijelaskan di atas, transmitter dan receiver bekerja secara simultan pada satu perangkat. Saat ini terdapat berbagai macam perangkat transmitter dan receiver, seperti LAN-card, modem maupun WLAN-adaptor
6.      LAN Card
Pada jaringan berskala local (LAN) data komputer ditransmisikan melalui media transmisi dan diterima kembali di komputer penerima melewati sebuah LAN-card atau disebut juga Network Interface Card (NIC) atau Ethernet-card. Pada komputer, LAN-card biasa dipasang pada salah satuslot ekspansi pada motherboard komputer. Pada NIC terdapat konektor yang berfungsi untuk memasang kabel komunikasi yang terhubung dalam jaringan   
7.      Modem
Modem berfungsi untuk mengirim dan menerima sinyal – sinyal data pada komputer yang terhubung pada jaringan luas secara langsung.

E.       Peranan Komunikasi Data dalam Pemecahan Masalah

Komunikasi Data mempunyai pengaruh yang bersifat perorangan maupun organisasi dalam memecahkan masalah.

1.     Pengaruh Perorangan

Manajer berhubungan dengan CBIS dalam 5 dasar untuk memperoleh informasi pemecahan masalah :

a.     Menerima laporan berkala.
b.     Memasukkan query ke dalam database dan menerima laporan khusus ( special report).
c.     Memasukkan instruksi ke model matematis dan menerima hasil simulasinya.
d.     Menggunakan otomatisasi kantor untuk mengirim maupun menerima komunikasi informal.
e.     Memasukkan instruksi ke expert system dan menerima advice (nasehat)

2.     Pengaruh Organisasi
Pada perusahaan yang menekankan pada penggunaan     keputusan masalah sentralisasi , semua keputusan dibuat     oleh manajemen puncak di kantor pusat. Komunikasi Data     memberikan arus data dari operasi organisasi yang tersebar luas     ke komputer kantor pusat. Dan sebaliknya komunikasi data juga     memberikan sumbangan dengan memberikan alat komunikasi     bagi keputusan manajemen puncak keseluruh bagian organisasi.
Pada perusahan yang menjalankan keputusan masalah     desentralisasi, manajemen puncak mendelegasikan     wewenangnya dalam pembuatan keputusan tertentu kepada     manajer tingkat bawahnya. Dengan demikian manajer tingkat di    bawahnya dapat memecahkan masalahnya sendiri karena dapat     mengakses komputer pusat dan menggunakan hardware,     software dan data yang biasanya berada di kantor pusat.





Referensi
id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_data
omar_pahlevi.staff.gunadarma.ac.id/.../files/.../KOMUNIKASI+DATA.doc