" Ikhlas itu indah "
Aku adalah seorang nenek yang berumur 65
tahun. Aku hidup sebatang kara tanpa ada anak dan suami. Anak ku telah
meninggal pada saat berumur 10 tahun dan suami telah pergi meninggalkan ku.
Anak ku meninggal terkena penyakit demam berdarah, karena kami hidup di
keluarga kekurangan untuk makan saja kami hanya makan nasi aking. Aku tidak
bisa membawa anak ku ke rumah sakit apalagi harus membeli obat karena tidak
memiliki uang, sehingga aku hanya merawat di rumah saja. Suami ku hanya bekerja
serabutan kadang kerja kadang tidak sementara aku hanya lah penjual gorengan.
Sekarang aku menjalani hidup ini dengan
sendiri. Aku mempunyai sebuah mimpi yaitu bisa pergi haji melaksanakan rukun
islam yang ke 5. Setiap hari setiap ada sisa uang aku kumpulkan sedikit demi
sedikit untuk bisa pergi ke tanah suci (makkah). Untuk mencapai semua itu aku
mencari pekerjaan walau cuma menjadi pembantu rumah tangga.
Hari ke hari sambil berjualan gorengan
aku mendatangi ke rumah rumah menawarkan apakah ada yang membutuhkan pembantu
rumah tangga. Akhir nya pada waktu itu ada sebuah rumah yang di tinggal oleh
pembantu nya, kebetulan sekali aku ingin bekerja menjadi pembantu rumah tangga
lalu aku mendatangi rumah tersebut dan alhamdulillah aku di terima di rumah itu.
Semenjak aku menjadi pembantu rumah tangga kini pendapatan ku semakin banyak.
Semua di rumah itu semua nya baik dan tidak ada yang kasar walaupun sama
seorang pembantu. Mereka benar benar menghormati aku walaupun aku hanyalah
pembantu. Sedikit demi sedikit pendapatan ku dari berjualan gorengan dan
menjadi pembantu rumah tangga aku tabung, kini tabungan aku untuk ke tanah suci
cukup banyak.
Aku tiap malam berdoa supaya bisa pergi
ke sana (makkah). Akhir nya uang untuk ke tanah suci terkumpul sudah. Aku langsung
mendaftarkan nama ku ke salah satu lembaga yang menyalurkan untuk pergi haji.
Aku sangat senang sekali, karena itu adalah hasil dari keringat aku sendiri.
Suatu malam aku mendapatkan kabar buruk, ternyata aku sudah tertipu. Lembaga
tersebut bukan lah untuk menyalurkan ketanah suci melainkan hanya penipuan
saja. Banyak orang yang sudah tertipu juga, aku sedih, aku menangis setiap
malam, uang sudah ku kumpulkan dengan susah payah ternyata hilang begitu saja.
Tapi aku ikhlas kehilangan uang tersebut, mungkin itu bukan takdir aku untuk
pergi ke makkah.
Setiap malam aku menangis, dan aku berdoa
kenapa ini harus terjadi pada ku. Aku percaya bahwa kejadian buruk ini suatu
saat akan menjadi indah. Aku menjalani hari hari ku seperti biasa yaitu
berjualan gorengan dan menjadi pembantu rumah tangga. Pada suatu saat aku
menemukan sebuah koper di tepi jalan dan koper tersebut berisikan uang yang
begitu banyak nya. Tapi di dalam koper itu ada alamat rumah yang memiliki koper
tersebut dengan nama dedi . Aku bingung harus berbuat apa, apakah aku harus
mengembalikan koper ini atau tidak. Sementara aku sangat membutuhkan uang untuk
ke tanah suci. Setelah aku berpikir akhirnya aku kembalikan uang ke yang punya
dengan melihat alamat rumah tersebut. Ternyata rumah yang aku datangi rumah nya
sangat besar, aku bertemu dengan orang yang kehilangan koper itu. Ternyata
koper itu hilang di ambil orang pada saat mau ke suatu lembaga yang menyalurkan
untuk pergi haji. Ketika aku mau pulang, orang tersebut berkata ; " apakah
ibu bersedia mau ikut saya ke tanah suci ? " . Aku langsung
terdiam,bingung dan kaget harus berkata apa. Aku mau aku bersedia untuk ikut ke
tanah suci ( makkah) bersama pak dedi. Aku sangat senang dengan berita itu. Ke
ikhlasan ku itu memberikan sesuatu yang sangat indah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar